November 19, 2018

HUKUMAN YANG TIDAK TERASA

Posted by - 0 comments
Seorang murid mengadu kepada gurunya:

“Ustadz, betapa banyak kita berdosa kepada Allah dan tidak menunaikan hakNya sebagaimana mestinya, tapi saya kok tidak melihat Allah menghukum kita”.



Sang Guru menjawab dengan tenang:
“Betapa sering Allah menghukummu tapi engkau tidak terasa”.



“Sesungguhnya salah satu hukuman Allah yang terbesar yang bisa menimpamu wahai anakku, ialah: Sedikitnya taufiq (kemudahan) untuk mengamalkan ketaatan dan amal amal kebaikan”.



Tidaklah seseorang diuji dengan musibah yang lebih besar dari “kekerasan hatinya dan kematian hatinya”



Sebagai contoh:

Sadarkah engkau, bahwa Allah telah mencabut darimu rasa bahagia dan senang dengan munajat kepadaNya, merendahkan diri kepadaNya, menyungkurkan diri di harapannya..?



Sadarkah engkau tidak diberikan rasa khusyu’ dalam shalat..?



Sadarkah engkau, bahwa beberapa hari2 mu telah berlalu dari hidupmu, tanpa membaca Al-Qur'an, padahal engkau mengetahui firman Allah:
“Sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini ke gunung, niscaya engkau melihatnya tunduk, retak, karena takut kepada Allah”.



Tapi engkau tidak tersentuh dengan Ayat Ayat Al-Qur'an, seakan engkau tidak mendengarnya…



Sadarkah engkau, telah berlalu beberapa malam yang panjang sedang engkau tidak melakukan Qiyamullail di hadapan Allah, walaupun terkadang engkau begadang…



Sadarkah engkau, bahwa telah berlalu atasmu musim musim kebaikan seperti: Ramadhan.. Enam hari di bulan Syawwal.. Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, dst.. tapi engkau belum diberi taufiq untuk memanfaatkannya sebagaimana mestinya..??



Hukuman apa lagi yang lebih berat dari itu..???
Tidakkah engkau merasakan beratnya mengamalkan banyak ketaatan (amal ibadah)..???



Tidakkah Allah menahan lidahmu untuk berdzikir, beristighfar dan berdo'a kepadanya..???



Tidakkah terkadang engkau merasakan bahwa engkau lemah di hadapan hawa nafsu..???



Hukuman apa lagi yang lebih berat dari semua ini..???



Sadarkah engkau, yang mudah bagimu berghibah, mengadu domba, berdusta, memandang ke yang haram..???



Sadarkah engkau, bahwa Allah membuatmu lupa kepada Akhirat, lalu Allah menjadikan dunia sebagai perhatian terbesarmu dan ilmu tertinggi..???



Semua bentuk pembiaran ini dengan berbagai bentuknya ini, hanyalah beberapa bentuk hukuman Allah kepadamu, sedang engkau menyadarinya, atau tidak menyadarinya…



Waspadalah wahai sahabatku, agar engkau tidak terjatuh ke dalam dosa dosa dan meninggalkan kewajiban kewajiban.



Karena hukuman yang paling ringan dari Allah terhadap hambaNya ialah:
“Hukuman yang terasa” pada harta, atau anak, atau kesehatan.



Sesungguhnya hukuman terberat ialah: “Hukuman yang tidak terasa” pada kematian hati, lalu ia tidak merasakan nikmatnya ketaatan, dan tidak merasakan sakitnya dosa._



Karena itu wahai sahabat2ku, Perbanyaklah di sela sela harimu, amalan taubat dan istighfar, semoga Allah menghidupkan hatimu…



(Diterjemahkan dari Taushiyah Syaikh Abdullah Al-‘Aidan di Masjidil Haram)

May 28, 2016

Jika benar cinta, Pasti bisa

Posted by - 0 comments
Apabila suami dan isteri masing-masing sibuk soal hak ,
Makin hilanglah erti ikhlas khidmat dalam rumahtangga...
Ajaran 'Cinta' kontemperori, terdidik dari drama dan movie.
Mengajar si suami menjadi egois.
Mahu layanan umpama raja.
"Kamu isteri, mesti buat semua. Aku suamimu, taat!"
Mengajar si Isteri menjadi sinis.
Mahu dilayan umpama pemaisuri.
"kamu suami, mesti mengerti. Aku bukan orang gaji!"
Anak-anak...? Makin bingung utk mengerti.
"Perkahwinan sebenarnya untuk apa...?"
Dunia semakin tenat,
Panduan membina rumahtangga banyak dibina dari pentas cerita, cuma berdasarkan logik akal semata. Kita ditegaskan hak dalam menerima hingga lupa tugas untuk memberi. Kita dididik tegakkan tiang ekonomi hingga lupa pada binaan tiang agama dalam keluarga.
Untuk bahagia, pasanganku mesti beri terbaik!
Untuk tenang, ekonomi keluargaku mesti hebat!
Tidak ada sabar dan syukur.
Jika begitu, tidak hairanlah asyik berbalah, simpan dendam dan marah-marah. Walaupun cinta tapi terus bermasam muka.
Walaupun makin kaya tapi terus dahaga.
Apabila melakukan sesuatu demi makhluk, Hilanglah ikhlas si suami mencari rezeki, hilanglah ikhlas si isteri menjaga keluarganya...
Kita lupa,
Yang beri bahagia dan tenang, hanya Allah SWT.
Bagaimana mahu bahagia, Andai rumah tangga dibina hanya didasari dunia? Bagaimana mahu tenang, Andai cara hidup kita jauh dari Sunnah Rasulullah...?
Ayuh muhasabah sama-sama. Agar kebersamaan kita bersama pasangan, sebagai keluarga tidak terus sia-sia... :')
Tujuan utama perkahwinan supaya kita semakin dengan dgn Allah dan Rasulullah. Sebagai suami, kenal amanahnya untuk memimpin ahli keluarga masuk ke syurga Allah. Sebagai isteri, faham usahanya untuk bawa ahli keluarga pada agama Allah.
Bila belajar mengerti hakikat itu, Kita akan lebih banyak memberi daripada meminta kerana yakin segalanya dari Allah dan dilakukan untuk Allah. Suami Isteri yang ikhlas dalam memberi khidmat & melaksana tugas seharian, semuanya dilakukan penuh cinta. Dapat pulangan atau tidak, semuanya dikembalikan pada Allah. Bukankah sudah hakikatnya, makhluk terlalu lemah untuk menghargai kita?
Percayalah, buat apapun bila kerana cinta dan sayang, tidak akan ada penat. Buat sesuatupun dengan ikhlas dan tulus, tidak akan ada sakit hati.
InShaaAllah...
Jom, amalkan Sunnah Nabi SAW dalam rumahtangga.
- Sentiasa berkasih sayang
( Berakhlak baik, Suka untuk mendengar, Sentiasa senyum.)
- Ta'alim
(mengajar dan belajar : halaqah tajwid & kitab , kenalkan Sifat Nabi Muhammad SAW, Kisah Keluarga & Sabahat Baginda dan sbgnya)
- Ibadah
( Hidupkan suasana Quran, Jaga Solat : Awal waktu dan solat2 sunat, Amalkan zikir,selawat serta Istigfar)
- Dakwah
( Ingat memperingati )

Sahabat...

.......

 

Cahaya Malam Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos