Showing posts with label WANITA. Show all posts
Showing posts with label WANITA. Show all posts

March 9, 2016

5 THINGS YOU NEED TO KNOW ABOUT NIQABIS (WITH GIFs)

Posted by - 0 comments
1- Do you bath with your Niqab? 


No really, we do get this question a lot.
Besides being a major face-palm moment, the answer is no; we have a bath like all human beings do.
Some also assume that Niqabis have the Niqab on all round the clock too. We wear the Niqab only when we’re out of our homes or in the presence of any men other than our immediate family. 


2- Oooooh, here comes a Darthvader! 

Oh, we get that a lot!! From being called Death Eaters, Darth Vader, Ninja, Osama Bin Laden’s wife and in some instances, mothers use our mere presence to try and terrorize their children into submissiveness (poor kids, we love you!) and they expect us to be terrified…




… but we are not. Most of the time, when we do come across such pleasant behaviour, our expressions tend to be more like this:



Try something new people, we are bored!


3-  Niqabis are dominated by their men and live like caveman


Ahhh, the age-old allegation against the Niqab. Everyone “assumes’ that the men in our lives forced the Niqab on us. That the men in our lives dictate how we live, the men in our lives force us to live like slaves, yada, yada, yada…. We even had people asking us if we were using the internet without our fathers knowing! Seriously, people!

And no matter how many time we Niqabis scream ourselves hoarse saying that the Niqab is OUR choice, nothing in our lives is forced on us; we work if we want too, we study is we want too, we choose who we want to get married too, we wear what we want too, people conveniently ignore us and think themselves clever in assuming that we are oppressed and live like the Croods, er, cavemen….And as for us Niqabis not being able to use technology, well, you wouldn’t have all these Niqabi blogs and Twitter accounts if we were not allowed to use technology, right? Honestly, my father has a hard time prying me away from the computer most of time. 



But certain folks go far as to say: “Ah but you are not a woman, you are a maniac man masquerading as a woman and tweeting about the Niqab because you want the women to be subservient to you…”
                                        
Clever, real clever… 




4- Niqabis are restricted, oppressed and are not permitted to have fun


Au Contraire my friend... we do have fun, LOTS of fun! The only thing is we have fun with only those who are close us instead of random people… Our Niqab is and never will be a barrier for us having fun!



5- If you have a question ask. We don't bite! 



Niqabis are very nice people so if you have a doubt about the Niqab or Islam in general, ask us instead of happily assuming. We’ve had a lot of tweets about how people say that Niqabis are unapproachable because we’re covered.  It's just an extra bit of clothing people, I've not built a brick wall around me! Le sigh.....







* This is a guest post from my sister and as a side note, all the GIFs used are not depicting Niqabis in any way, but just used to lighten up the post. (She had a really hard time getting the appropriate GIFs by the way)


- niqablovers.blogspot

December 15, 2015

Niqab dan Isu yang tidak pernah basi

Posted by - 0 comments
Assalamualaikum.

Disepertiga malam, tekun membaca satu penulisan ilmuan, soal isu yang tampaknya tidak pernah habis.
Niqabis itu dan ini. Malangnya di ruangan komentar, yang dirasakan hanya kebencian dan permusuhan, yang ada banyak cuma cercaan dan dokongan yang tidak sudah. Solusi masih samar sejak dulu tiada kelihatan.

"Kasihan Niqabi..." Bisikku perlahan, merenung jauh sepanjang jalan bersama pakaian ini, air mata mulai hening di kelopak mata. Bukan kerana sakit akan tomahan, tapi merenung bibit sukar dan sakit sepanjang memakainya. Hanya yang bergelar niqabi sahaja yang memahami, bukan mudah melalui jalan itu. Kasihan pada anak muda, yang mula mempelajari, menyintainya, takut dan gentar akhirnya dek kebingungan dan kekeliruan yang dilemparkan sesama ilmuan sendiri. Sepatutnya, jika terlihat salah, kita menghulur tangan membantu, ajarkan yang tampak silap, bukan terus-terusan mencerca seolah niqab itu bom tangan yang hanya bakal memusnahkan fitrah pemakainya...


Kelopak Air mata mulai kering, tidak jadi memperlihatkan diri.
Ada kekuatan yang mulai lahir, jika banyak tangan yang mengusir, jika banyak mulut yang mengherdik, biarlah diri yang hina ini menjadi tangan dan mulut yang memanggil... " Kita masih ada peluang, kerana Allah tetap sayang...."




Kita sama-sama pendosa, jika kita fahami hakikat itu, kita tidak akan rela terus-terusan menjadi semacam tuhan yang suka memberi murka dan hukuman.





















Perkongsian di fb ini saya kongsikan ;
Kasihan niqabi, dengan isu yang nampaknya tidak pernah basi.
Patutlah makin hari makin ramai sahabat mengambil keputusan membuka niqab, "Masih belum kuat" kata sekalian adinda. Diri yang hampir 6 tahun menyarungnya saja lahir tanda tanya, sampai kapan mampu bertahan.

Tomahan dan kritikan tak sudah, dari satu isu ke satu isu. Dari isu warna baju hingga isu upload gambar.
Walaupun bukan 'direct' pada individu, tapi sebagai niqabi umumnya, yang pasti tempiasnya tercalit pada semua.

Muslimah yang baru belajar mempelajari dan menyintainya, namun pakaian itu disentap dari mereka. Takut dan gentar dek kebingungan dan kekeliruan yang dilemparkan sesama ilmuan sendiri. 
Sepatutnya, bersatu memberi bantuan agar mereka istiqamah memakainya bukan memaksa mereka membukanya; ajarkanlah yang tampak silap, bukan terus-terusan menjatuhkan & mencerca seolah niqab itu bom tangan yang hanya bakal memusnahkan fitrah pemakainya... 

Akhirnya niqab itu tercabut jatuh bersama air mata, peliknya senyap sunyi sudah 'singa2' yang menerkam pada mulanya. 

Adakah seluruh wanita berniqab yg tidak sedap dipandangan matamu, mencabut niqabnya baru lahir kepuasan hatimu..?

Terkaman hebat sana sini, kata itu fitnah ini fitnah, sedangkan yg menyebar dan meluas fitnah itu mereka sendiri. Yang kecil diperbesarkan, yang dingin diperhangatkan. Sibuk dan lantang sentap menyentap, keluar hujah ilmu dan fakta, tapi tidak pun membantu mahupun menyediakan solusi...!
Yang ada cuma celaan dan hujah berbalas tubi.

Wanita ini bukankah lembut lahirnya...?
Jika rasa tahu, ajarilah bukan diejek
Jika rasa tersimpang, ajak lah bukan diusir,
Jika rasa ada ilmu, didik lah bukan mengherdik.

Jangan terus dimusuhi tanpa cuba memahami...
Rasulullah sendiri mendoakan musuhnya,
kenapa kita tega menzalimi saudara sendiri?

Bukankah wanita itu umpama tulang rusuk, sekirannya engkau berusaha membetulkannya (dengan kasar) ia akan patah. Sekiranya engkau membiarkannya, ia akan berterusan bengkok atau bertambah bengkok. 
(HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah r.a.)

" Umpamakan begini...
Seseorang datang bertemu mu membawa teguran dengan menjerit-jerit sambil mengherdik dan menghinamu, tangannya pula membalingmu batu kerikil yang tajam. Pasti dikau akan amuk, marah, memberontak atau membalasnya bukan...?
Jika di situasi itu perempuan, mungkin saja dia lari menangis dan bakal membencimu, jangan kata baling batu, kata2 sinis saja bisa membuatkannya dendam seumur hidup kepadamu...! "

Begitulah dalam teguran dan nasihat mahupun yang dipanggil dakwah. Biar bijak membawa kata. Bukan semua malah hanya sebahagian kecil yang mampu menghadam teguran sekeras itu. Pada akhirnya, masalah atau isu itu tidak pun mempelihatkan keberhasilannya, malah yang terdidik hanyalah api kebencian dan permusuhan yang tak sudah.

Jika makian dan hinaan diolah sebagai nasihat, 
Tidak peliklah jika hanya pemberontakan yang bakal diterima, lebih2 lagi dari akal yang 1 dikelilingi 9 nafsu.

Ketahuilah, 
Disebalik insan yang berniqab itu, 
Ada hati yang sedang bermujahadah melawan nafsu yang meronta hendakkan dunia.
Ada jiwa yang bergelut untuk istiqamah berselindung, dari bisikan syaitan yang merayu menuruti dosa, malah makin dasyat dan licik langkahnya mengotori niqab yang asalnya suci itu..
Tidak hairanlah jika sesekali terlihat kepincangan dari pemakainya. Jangan dilihat kesilapan seseorang seperti keaiban & dosa yang amat besar, sehingga merasa murka kepada pelaku seperti tuhan, padahal kita juga melakukan dosa dan keaiban, cuma dalam bentuk yang tidak sama. Tapi Allah masih menutupnya dari penglihatan orang lain.

Hari ini, tika kita seronok menyebut2 kesilapan dan kejahilan orang, jangan sesekali lupa Allah Maha Pengampun, Maha Menerima Taubat. 
Kita tidak tahu kedudukan kita disisi Allah, yang kita hina-hinakan mungkin lebih tinggi kedudukannya. Malah, kita sendiri belum tahu, solat kita diterima atau tidak...

Jika kita x mampu mengubah dengan baik atau tidak mampu menyediakan solusi dalam sesuatu perkara, just please don't make it worse. Jika dicari cara hikmah tidak ketemu, mafkan dan doakan, bukakah itu lebih baik dari melayan tindakan api amarahmu...

Kata-kata ini, akan dihadapkan di hadapan Allah kelak, akan ditanya dan dipertanggungjawabkan.
Begitu juga seluruh bait tulisan & katamu pada insan, apatahlah yang sudah disakiti. Bukan mahu turut menyakiti, tapi ajak bermuhasabah hakikat kita hanya hamba dan pendosa tegar.

Ayuh betulkan persepsi ;

"Pakai purdah tidak boleh upload2 gambar selfie dan menggoda."
"Pakai purdah tidak boleh pakai blink2 @ warna terang2."
"Pakai purdah mesti tudung labuh, baju x boleh ikut body."
"Pakai purdah mana boleh tabarruj."
"Pakai purdah mesti jaga ikhtlat, pergaulan."
"Pakai purdah mesti jaga sifat malu."
"Pakai purdah mesti sopan santun jaga akhlak."
"Pakai purdah mesti bersederhana...!"
"Pakai purdah mesti ada ilmu...!"

Eh!

- Tidak boleh upload2 gmbr selfie dan menggoda,
- Pakaian tidak menonjol, 
- Tudung dilabuhkan dan tak ikut bentuk tubuh,
- Tidak tabarruj,
- Jaga pergaulan,
- Jaga sifat malu,
- Sopan, Jaga adab dan akhlak,
- Bersederhana,
- Tuntut Ilmu...

Suruhan itu bukan bila pakai purdah atau yang bertudung labuh saja...!
Tapi tuntutan itu pada SEMUA yang namanya perempuan @ wanita @ muslimah.
Mengakui "aku seorang wanita beragama islam",
Tuntutan itu WAJIB berusaha dipatuhi...!

Niqab di akhir zaman ini ;
Bukan dipakai kerana pemakai itu rasa suci atau baik,
Tapi kerana merasakan dirinya adalah pendosa tegar, yang mengejar kasih dan merayu ampun tuhannya.
Bukan dipakai kerana mereka kuat atau hebat,
Hakikatnya, merekalah wanita paling lemah, berselindung di balik kain dari kejahatan dunia yang semakin tua. 
Hakikatnya, jangan pandang niqabi seperti bidadari seolah tidak boleh melakukan khilaf, tapi pandanglah mereka seperti dirimu sendiri, jatuh tersadung berulang kali dalam berjuang menuju Allah... Yang pasti peluang sentiasa ada InShaaAllah... :')

Apa pun bentuk pakaian atau penampilan,
Itu bukan tiket apatah lagi satu jaminan.
Itu hanya satu bentuk usaha dalam banyak usaha lainnya. Purdah itu satu pilihan dalam banyak pilihan lainnya, hormati pilihan orang lain, sejauh mana mahu orang lain menghormati pilihan kita.

Tidak guna saling terus bertelagah, pada akhirnya kita sama-sama mahukan kebaikan juga. Jangan mencari musuh, kerana pasti diakhirat yang kita harap-harapkan bukan musuh tapi sahabat jua...

Saling sayang, ajak dan seru pada kebaikan dengan kebaikan, dunia sudah sangat penuh dengan kekejaman, kekerasan dan penghinaan, sudah-sudahlah mendidiknya dan membawanya ke dalam masyarakat...

Ayuh tanya pada hati yang paling dalam ;
Biarkan Iman yang menjawabnya...

"Purdah ini dipakai untuk siapa...?"

Bukan itu saja... 

Mari semua tanya pada diri ;

"Seluruh pakaian ditubuhku ini, 
Baju ini, serban @ tudung ini utk siapa...?"

Tanya kan lagi...

"Aku hidup untuk siapa...???"

Jangan culas mencari jawapan, kerana imanmu akui jawapannya... ALLAH TAHU... :')

Semoga Allah memberi ampun pada kita hamba-Nya yang sering menyakiti hamba-Nya yang lain.. Aamin

#MohonMaaf #RaihlahPendapatku #DenganIzinAllah #JomMuhasabah #TajdidNiat #AllahTahu

October 30, 2015

Nak pegi usrah ke nak pegi photoshoot?

Posted by - 0 comments
Kemas-kemas beg camera, charge bateri penuh2.
Dslr di sandang, action camera didakap,
Seronok katanya nak jumpa teman2...

"Ni nak pegi usrah ke nak pegi photoshoot...?"
Tanya suami tiba2.

"Betulkan niat syg, abg tengok skrg ni muslimat buat usrah & program sana sini, hadiri majlis ilmu, posing dan ambil gambar je yang lebih2,
Ilmu yang dibawa pulang dan manfaat yg boleh dikongsi semacam nombor dua malah ada yg kosong bila hadirnya mahu ditunjuk-tunjuk.
Bukankah segala amalan bergantung dgn niat..?" Sambung suami panjang...

Hmm, muhasabah diri si isteri, malu...

Sebelum ini mungkin tidak terfikir pun soal itu.
Syukur, atas peringatan yg pasti dtg dari Allah kerana sayang.. :')

Excited mahu jumpa teman2 dan bersilaturrahim, Jangan smpai lari niat utama.

20% Usrah @ Majlis Ilmu, 30% Makan & Borak,
60% Tangkap2 gambar ;
Sebab itu 'Ilmu' yg dibawa pulang kadang tidak berhasil pun menyegar iman dan tidak terkesan pun mendidik akhlak, yang ada cuma check in & gambar-gambar di upload sana sini...

Ampun ya Rabb,
Banyak sekali kelalaian dalam amal.
Moga tidak rugi dan sia-sia segala perjalanan...

Maaf teman2,
Bukan salah camera yang diminati tuannya,
Yang salah diri ini yang suka menekan punat 'capture' dan menyimpan memoir tak bertempat.

(Perkongsian dari Fb sy)

August 21, 2015

Kalau begitu, Aku lebih jijik

Posted by - 0 comments
KISAH : Borak antara sahabat 
Kelihatan dari jauh sahabatku Fatimah di meja kelas sedang mengulang kaji pelajaran bersama sahabat lain. Namun dia hanya tunduk termenung dan wajahnya gusar. Dia sepi hari ini, tidak macam selalu.

Aq yang lahir pertanyaan datang mendekatinya.

"Are u ok? Diam je..."

"Mcm ni.... masa sy baru balik dr mall bersendirian tadi, Ada seorang perempuan melayu x tutup aurat dgn seorang lelaki. Dia lalu tepi sy dan kata 'eeuwwww' dgn pandangan sinis dan jijik. Sy tersentak, rasa pelik apa yg tidak kena, sy sekadar memakai niqab dgn pakaian serba hitam... 

Mula-mula sy nak rasa sedih, tapi bila difikirkan...
Andai saja dosa dan aib sy ni kelihatan, siapapun pasti akan jijik memandang sy. Bukan sekadar 'ewww',  boleh jadi ludah sy terima...

Mungkin... sy perlu lebih kerap &  ikhlas dlm muhasabah...." 

Sumber gambar dari internet
Ceritanya ringkas lalu kembali termenung panjang... Kelihatan air matanya bergelinang tetapi tidak jatuh.

Aku terdiam malu, kalau aku disakiti begitu pasti aku melenting dan geram tak sudah. Tapi dia boleh menerima itu sebagai ibrah... 

Dia yang banyak beribadat, masih malu akan keadaan dirinya. Sedangkan aku yang baru dalam hijrah mudah merasa suci dan meninggi diri. Maka aku jauh lebih jijik, sudah berulat dan mulai reput barangkali. Muhasabah saja tidak memadai, tapi perlu taubat berulang-ulang kali... :'(

Benarlah kata2 ini ;  andai saja seseorang sedar dia hamba Allah,  merasa berdosa dan penuh keaiban, pasti dia tidak rela sedikit pun untuk meninggi diri apa lagi menyakiti... 

"Terima kasih..." Ucapku menahan sebak sambil mencapai tanganya...

August 10, 2015

Hati yang dilukai juga sering melukai...

Posted by - 0 comments

Daripada kebencian seseorang kita belajar membetulkan kesalahan dan memperbaiki kelemahan...

Daripada kasih sayang seseorang kita belajar membina keyakinan dan kekuatan diri...

Syukurlah, jika masih ada yang membenci dan menyayangi, 
itu petanda Allah sedang mendidik mu melalui musuh dan sahabat mu...

Bukan utk melemahkan, tapi untuk menjadi hamba yg lebih baik...

Ada masanya jalan sudah lurus tetapi langkah kita yg bengkang bengkok kerana hati tidak tulus...

Allah... tuluskan hati kami yg kotor ini.... cry emoticon

Aamin..

Wanita Cantik Menurut Al-Quran dan Hadis

Posted by - 0 comments
(Click untuk besarkan)

Apabila hati bersih, wajah akan kelihatan jernih.
Bukan kecantikan yang menambat hati, tetapi kebaikan itulah yang menambat jiwa..
Kebahagian bukan milik manusia yang cantik walaupun sering digambarkan demikian... Kebahagian milik manusia yang baik, itulah kenyataan...

Moga kita menjadi wanita baik yg 'cantik' acuan Al-Quran dan Hadis, bukan acuan fesyen dan nafsu .. Aamin..
 

May 4, 2015

Kesilapan ketika Selfie / Wefie

Posted by - 0 comments

Sifat dan cara hidup seorang Mukmin adalah menjauhi perbuatan yang sia-sia.
Selalu muhasabah diri dalam banyak hal, walau tampak remeh.
Semua kan akan ditanya nanti...

Apa kita nak jawab bila ditanya ;
'Ko upload nak tunjuk kat sapa..?'

Kita....

Semua kita akui hakikat, bahawa mati itu datang tiba-tiba.
Tetapi aneh kan , kita yang pasti mati ni terus hidup sambil lewa...


‪#‎MuhasabahDiri‬ ‪#‎Selfie‬ ‪#‎Wefie‬ ‪#‎JagaNiat‬

(Perkongsian ana dari IG) 


November 20, 2014

Malu kerana Allah

Posted by - 0 comments
"Tak perlu tunjukkan diri cantik utk dilihat cantik...
Tak perlu dipuji 'cantiknya...!' utk diiktiraf cantik..."

Kalau cuma utk 'manusia', tak akan ada puas
........................
Cantik tontonan kadang berusaha menutup tapi suka 'ditonton'. Terdidik dgn pujian dan nafsu, dibimbing oleh fesyen dan peredaran zaman.
Biasanya mudah dilihat, mudah juga meransang nafsu yg melihat.

Cantik terhormat selalunya terdidik dgn malu, dibimbing oleh adab dan ilmu.
Mungkin bisa terlihat, tapi berusaha 'memaling' dan takut...

.........................
Sahabatku muslimah,
'imej' kita, tindakan kita, membawa bersama imej islam.

Fahami 'imej' demi sunnah dan untuk dakwah, dgn 'imej' undang maksiat dan bawa fitnah....

Berusahalah menjadi 'si solehah' dgn sifat malu yg berpaling kerana takutkan Allah...
Berbanding dgn 'si solehah' yg nampak malu tapi menjeling kerana suka...

Allah... Jadikan kami malu kerana takutkan-Mu...:'(

Luruskan Pakaianmu

Posted by - 0 comments

"Tiada erti apa yang 'aku' pakai menjadikan 'aku' lebih baik dari 'kamu'," tinggalkanlah itu semua kepada rahsia penilaian Allah... Dia lebih arif akan hati dan niat kita lebih daripada meter kain itu..
________________

Satu kisah dari Ustaz Ebit Lew dlm siri motivasi pagi (ikim.fm) ;
Seorang wanita yahudi yakni seorang bekas pelacur, yang telah bertemu hidayah..

Dia begitu sedih sehingga 3 hari tdk dapat makan,tdk boleh tidur, tidak tenang.. Kerana telah 'terlihat auratnya' ketika menaiki bas.

Subhanallah..
Begitulah Iman yang memasuki hati, akan merubah seseorang, membawa islam dalam diri dan dijaga rapi...

Terlihat aurat sedikit saja sudah merasa begitu berdosa..
_______________________

Subhanallah, malu pd Allah, begitu jauh nampaknya sebati Islam sebenar dalam diri.

Saat berkata 'Aku takut pada Allah', sebenarnya masih tidak kisah menepis suruhanNya...

Saat Sudah betudung, Labuhnya meter kain ditubuh, niqab diwajah kami sekalipun,
masih tidak menepati apa yang disyariatkan,
masih ada antara kami yg tidak kisah soal aurat lengan yang kelihatan,
masih tidak kisah menjaga bab ikhtilat ,
masih hanyut dengan pujian , dambaan manusia, masih itu dan ini...

Maafkan kami ya Allah, kerana hidup di duniamu ini mengikut hawa nafsu...:'(

June 16, 2014

Cerita mengenai si Selfie

Posted by - 1 comments
Assalamualaikum, sedikit kisah yang ana ambil di FB...


...................................................................................

Ingin saya berkongsi satu cerita penghijrahan harini.
Cerita mengenai si Selfie.
Semoga bermanfaat.

Si Selfie:
Sama seperti remaja . apa yang dia buat, makan, pakai, semua akan di upload di laman sosial. Setiap kali dia post, mesti akan ramai LIKE dan COMMENT.

Adatlah di laman Insta.
Setiap kali dia makan, mesti dia upload.
Setiap kali dia beli barang baru, upload juga.
Setiap kali dia keluar, upload .

Tak kurang juga dengan teknologi kini, dengan fish eye dan sebagainya. Menambah menarik ketika upload gambar.

Baru-baru ni, trend pakaian semakin menarik. Paplumnya, wide shawlnya, hijabistanya.
Semua dia upload.

TETAPI,
Apa yang menarik sekarang adalah fashion Niqab dan Purdah. Dia sentiasa perhati bila niqabis upload gambar, mesti beribu LIKE dan COMMENT, terutama ustaz-ustaz laman sosial.

Dia mencuba untuk upload gambar berniqab dan memang ramai yang LIKE berbanding gambarnya yang biasa. Semenjak itu, caption si selfie adalah "niqabis part time" Hakikatnya, di luar, dia masih berpakaian seperti biasa. Menutup aurat tapi tidak sempurna tertutup.

Dia berasa gembira bila orang LIKE gambarnya, dan cinta akan seorang ustaz di laman sosial yang selalu COMMENT di gambarnya. Ustaz itu sentiasa chat dengan dia dan hampir setiap hari si selfie akan upload gambar baru. Ramai yang menegur si selfie kerana perubahannya ke arah yang lebih baik dan lebih ramai lelaki yang add si selfie di laman sosial.

Pernah sekali, ada seseorang hamba Allah menegur perbuatannya yang selalu selfie.
"Assalamu'alaikum si selfie. Maafkan saya menegur cuma saya nak tegur, kurangkanlah berselfie dengan niqab. Tajdid niat tu."

Si selfie hanya balas, "Biarlah, bukannya aku full time. Part time je. Nk cari yg soleh utk bimbing diri ini."

Ditakdirkan si selfie untuk hadir di satu majlis ilmu di tempat belajarnya. Tajuk ceramah adalah "Di Sebalik Lensa." Naqibah itu seorang yang berniqab dan majlis itu hanya untuk muslimat sahaja. Lalu, dia berkata kepada semua muslimat mengenai keburukan di sebalik selfie.

"Wahai semua adik yang ku sayangi, mesti semua tahu akan fenomena Selfie yang melanda kini bukan?" "Dengan makanannya, barangnya, dan semua lah. Tapi paling famous sekarang selfie di kalangan muslimat." "Tak kira lah yang bertudung labuhnya, berniqabnya dan semua. Semua yang bergelar wanita."

"Wahai bakal bidadari Syurga, sukakah kamu menjadi ratapan rakus kaum Adam dengan menayang gambar mu?" "Mungkin kamu akan kata yang aurat kamu sudah tertutup, tapi sempurnakah?" "Kalau sempurna, Alhamdulillah. Tapi, apakah kamu yakin kaum Adam tak mampu berimaginasi akan tubuh mu?" "Kamu tak mampu halang mereka daripada berimaginasi tapi kamu boleh halang diri dari mengupload gambar kamu." "Kamu marah orang save gambar kamu tapi mereka tak akan mampu untuk save kalau kamu sendiri tak upload gambar."

"Akak menegur kerana sayang, kerana akak dah pernah buat salah yang sama. Jangan ulang kesalahan akak. Berubahlah sayang."

"Terutama bagi mereka yang suka upload gambar berniqab sedangkan kamu bukan niqabis." "Kain itu adalah penutup pintu fitnah bagi kita dan jangan cemari dengan sifat suka selfie dan upload." "Ya, kamu dapat ramai followers dan like. Ya, alasan kamu berdakwah dengan berniqab. Bagus tp tak kena dengan caranya." "Mesti ramai ustaz laman sosial suka akan kamu tapi adakah itu niat anda? Tajdid niat, Lillahi ta'ala. "Sekarang, nak mencari niqabis yang sejati, bukan mereka yg ada di laman sosial, tapi mereka yang malu untuk pamerkan diri di laman sosial."

"Sebenarnya, diri muslimat kini semakin terhakis rasa malu di dalam diri. Bukan seperti muslimat di zaman dahulu." "Kenapa sekarang susah ada srikandi Islam? Muhasabah diri bersama. Pesanan buat diri akak juga."

"Seandainya tiada rasa malu dekat manusia, mana hilang rasa malu kepada Allah SWT?" "Wahai bidadari, jom kita berubah? Jom sempurnakan aurat kita, tak lupa juga solat kita. Jaga hubungan kita dengan Allah SWT sentiasa."

Kata-kata naqibah amat memberi kesan kepada si selfie. Balik rumah, dia terus scroll gambar-gambarnya. Di delete satu demi satu gambarnya. Kemudian dia terbaca satu post di FB.

"Tak berasa kasihankah kamu pada saudara kamu yang tak mampu makan semewah kamu, membeli barang seperti kamu? Untuk apa tayang?" "Semua itu pinjaman. Seandainya riak muncul, lebih baik kamu buang semua. Astaghfirullah."

"Seandainya aurat kamu itu sudah ditegur, kamu sendiri yang menanggung dosa. Kata impikan syurga, tapi? Muhasabah."

Ibarat diri di tikam pedang seribu. Semua gambar si selfie di delete satu demi satu. Dalam hatinya berkata

" Allahu, masihkah ada ruang untuk ku bersujud bertaubat kepada Mu?" "Sesungguhnya, aku malu pada Mu, Ya rabb. Ampuni aku kerana hanyut dengan dunia."

Pesan si selfie kepada semua muslimat yang membaca kisahnya ini.

"Jangan ulang kesalahan yang dia dah lakukan. Ubahlah selagi sempat." "Nak selfie? Boleh tapi cuba jangan upload. Buat satu album untuk, suami. Baru sweet." "Kalau menjual barang muslimat, apa salahnya guna patung untuk peragakan jualan kamu."

Alhamdulillah, tamat sudah kisah Si Selfie. Semoga bermanfaat kepada semua yang membacanya.

March 7, 2014

Kawal Nafsu Upload Gambar

Posted by - 0 comments
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum wbt..

Nafsu... Keinginan manusia yang tersirat dalam akal fikiran...

Nafsu.. Yang baik yang sama sekali tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah dan larangan yang telah Allah SWT tetapkan..

Nafsu... Yang buruk apabila hanya untuk memenuhi keinginan fikirannya sendiri, mengendahkan rasa nurani dan ketetapan Allah...


Nafsu upload gambar cuma tajuk kecil yang bermain-main difikiran ana beberapa hari ini. Setelah berfikir panjang mungkin ada baiknya ana kongsikan. InShaaAllah...

Zaman canggih dengan adanya Instagram dan sebagainya, menggalakkan pengguna untuk memuat gambar naik ke laman sosial tanpa had dan batasannya. Lebih-lebih lagi pada mereka yang suka bercerita melalui gambar. Sehingga lupa batasan dan hal yang patut dititik berat di dalamnya. Ana sendiri sangat suka menangkap gambar, dan pernah terjebak dengan deras 'mengupload' gambar, tanpa mengendahkan akibat malah buta akan kesan dan apakah fitnah yang mungkin bertandang. Zaman itu sudah berlalu, tapi menjadi pengajaran hebat dari Allah yang menjadi nota tarbiyah besar dari Allah, fitnah dan ujian yang mengubah dan mematangkan cara berfikir dan menilai sesuatu tindakan. 

Menerima mesej dari beberapa sahabat, sudah lama tidak memuat naik gambar ke laman sosial. Bukan kerana tidak ada cerita, bukan hilang menyepi, tetapi sejak tahun ini bertandang, keinginan itu semakin hilang, mungkin kerana azam untuk memperbaiki apa yang perlu.
Terasa umur semakin tua, dan sering pula kematian terngiang-ngiang kapan tiba, apakah yang telah diri tinggalkan di dunia...
Muhasabah diri semula, untuk apa diri upload gambar itu, atas tujuan apa, apa niat yang terukir di dalam hati, hati yang dinilai oleh Allah, tempat utama pandangan Allah. Apatah lagi jika niat itu dilaksana..? Adakah Malaikat Raqib yang mencatitnya ataupun Malaikat Atid..?

Kenapa sering lupa..? Setiap apa yang lahir dari hati dinilai oleh Allah dan akan dipertangunggjawabkan, sesekali kita lupa pentingnya niat yang diukir terutamanya ketika upload gambar ini, 

Mengapa hanya membeli roti ingin dipampangkan kepada orang lain, 
Mengapa hanya kerana membeli pakaian baru ingin ditunjukkan pada dunia, 
Mengapa hanya kerana membeli, kesitu kemari, itu dan ini mahu manusia melihatnya..? 
untuk apa menayangkan gambar diri, selfie..? untuk siapa semua itu..? 

Mengapa pula hanya kerana amal yang sedikit ingin di sebarkan kemulian yang tidak pasti penerimaannya disisi Allah.. sedarkah kita, Syaitan akan berusaha menanti rasa ujub, riak atas amalan seseorang itu, lantas rosaklah amalannya, sia-sia... Ingatlah sebenar-benar hubungan kita dengan Allah saat kita jauh dari manusia (bersendirian) ~ Habib Ali Zainal Abidin

Malunya diri pada Allah.. kerana hanya semua ini melalaikan diri dari sedar hakikat kehambaan dan hanyutkan diri dengan dunia...

Semua bermula dari hati, dan mengenali hati ini, bertanyakan pada hati ini , dan sedar semuanya banyaknya sia-sia dan rasanya tidak perlu. Ana tidak mengatakan upload gambar itu salah, cuma ana tidak cukup kuat menampung kemungkinan yang lahir dari hati yang lemah ini.

Ayuh bertanyakan pada diri, "Apabila aku upload gambar ini, adakah ia membawa manfaat kepada manusia lain, atas tujuan apa, untuk apa dan untuk siapa, apakah yang aku harapkan dari gambar ini..???" dan yang paling utama " Adakah Allah redha apabila aku upload gambar ini...?"

Hanyut, wanita mudah hanyut dengan pujian, tidak ingin menipu diri, ana juga sukakan pujian dan akui kadang lalai dengannya. Pujian yang melalaikan dan merosakkan niat baik dalam hati, Pujian yang menjadi hijab pada kebenaran. Punca pada kerasnya hati... Mengapa harus lupa diri dengan pujian...? Sedangkan Allah jua yang menutup keabaikan dan digantikan serta diperlihat kepada orang lain dengan kebaikan dan kelebihan diri kita. Maka sepatutnya kita bersyukur dan memuji Allah SWT yang menjaga maruah dan diri kita daripada diketahui keaiban dan dosa yang telah kita lakukan. Bukan semakin gian menghausi pujian dan penghargaan manusia...


Jika kita memuji orang lain kerana mereka memuliakan dan menghormati kita, pada masa yang sama kita melupakan Allah maka kita termasuk dalam golongan orang yang kufur dengan nikmat Allah. Maka janganlah kita lupa agar sentiasa memuji Allah kerana telah memperlihatkan kecantikan pada zahir kita.

Apabila kita dimuliakan oleh orang lain, dipuji dan dihormati maka kita tidak boleh memandangnya sebagai seorang yang layak dan berhak mendapat pujian dan penghormatan. Jika kita telah terpengaruh dengan pujian dan penghormatan tersebut, bermakna kita masih belum mengenali diri kita lagi. Ini kerana manusia tidak sunyi daripada keaiban dan kekurangan.

Ana bersyukur, kerana dikurniakan suami yang sentiasa tidak lekang memberi teguran dari semua segi, memberi pendapatnya atas kebanyakan perkara. Terutamanya bab upload gambar ini, seseringkali ana menolak alasannya, tetapi kini mungkin juga kerana kesabarannya mendidik isteri membuka hati ini merenung sebaik-baiknya dalam berfikir sebelum membuat apapun tindakan. Pujian dan penghargaan dari suami sudah cukup  untuk membahagian seorang isteri.. Tidak perlu manusia lain yang bersamanya syaitan merosakkan hati. Nauzubillah...

Alhamdulillah, Saat Azam mulai terbentuk, dengan izin Allah, Allah kirimkan kekuatan hati salah satunya dengan kata-kata ini ;


Bila seseorang wanita post gambarnya di Facebook, kemudian ada orang comment, "Cantiknya awak.""Waah.. Comelnya", "isyh keibuannya wajah" atau apa2 yang seertinya dengannya, khususnya dari lelaki bukan mahram atau juga wanita lain. Kemudian, apakah respond si wanita? Bagaimanakah response yang terbaik sebagai tanda dia seorang calon isteri solehah?.

Biasanya ramai wanita yang menjawab "Thanks", "Terima kasih" atau "Alhamdulillah" atau "eh tak ada lah, biasa2 aja" (kononnya tawadhu') dan sebagainya. Adakah itu satu petanda akan sifat yang baik?

Menurut pendapat saya, perempuan yang baik, sangat elok untuk dijadikan calon isteri, ialah apabila muncul komen sebegitu, dia akan DELETE gambar tersebut daripada Facebooknya, tanpa sebarang komen lagi. ~ 
Ustaz Dr. Zaharuddin Abd Rahman

Pedas bukan, tetapi inilah pendapat jujur dari orang soleh, hati yang hanyut pasti mengendahkannya dan membutakan hati untuk ambil peduli. 

Diri tidak lari dari kesilapan, tetapi dengan merasakan bahawa Allah sentiasa menilai dan memerhati tindakan niat dan perilaku,dan yakin setiap apa yang ditinggalkan didunia memberi kesan di akhirat, akan menjadi pendorong yang kuat dan motivasi yang berterusan.

Maafkan ana, sekali lagi ana mengatakan, bukanlah maksud ana mengatakan upload gambar itu sama sekali tidak boleh, pada ana juga, menggunakan gambar sebagai medium dakwah adalah salah satu cara yang terbaik masa ini. Dan pada ana, dan ana juga gunakan cara ini, memasukkan gambar ekpresi diri sesuai dengan kata-kata, lebih mudah sampai kepada hati. Jika ikhlas dari hati sesuai dengan niat baik, pasti akan sampai juga kepada hati. inShaaAllah..


Upload lah jika mahu, semuanya terpulang pada niat individu itu sendiri... yang urusannya hanya antara diri sendiri dan Allah SWT. Terpulanglah samada kita memilih untuk berbaik sangka dengan niatnya atau berburuk sangka dengan niatnya itu, semuanya bakal dihisab Allah. Kutukan-kutukan berupa sengaja ingin dipuji, sengaja nak tunjuk cantik dan sebagainya itu, semuanya akan diadili oleh Allah SWT samada benar atau tidak.


Pesan Allah SWT di dalam al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah sebahagian besar dari sangkaan-sangkaan, kerana setengah dari sangkaan itu ada mengandungi dosa.”
(al-Hujurat : 12)

Ketika upload gambar, sentiasalah tanyakan pada diri... 
"Apabila aku upload gambar ini adakah ia membawa manfaat kepada manusia lain,
atas tujuan apa,
untuk apa 
dan untuk siapa,
apakah yang aku harapkan dari gambar ini..???"
dan yang paling utama " 
Adakah Allah redha apabila aku upload gambar ini...?" 

Jangan biarkan dosa terus terukir berpanjangan hanya kerana sekeping gambar, kerana kelalaian kita dalam hal menjaga hati.. 

Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita, agar hati sentiasa sedar dari tidak alpha dengan pujian manusia, diterima amal kebaikan dan usaha dakwah kita, dan juga buat orang-orang yang ada disekeliling kita, Allahumma aamiin.

Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.


Wallahualam bishawab..


Sahabat...

.......

 

Cahaya Malam Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos